Seorang bernama Benyamin bekerja di rumah
majikannya sebagai pengangkat air. Ia bekarja dengan 2 ember, yang salah
satunya bocor.
Si
ember yang tidak bocor bangga karena ia dapat membawa air penuh ke rumah
majikannya. Namun tidak demikian dengan ember yang bocor. Ia merasa tidak layak
karena tidak bisa melakukan sesuatu maksimal. Cukup lama si ember bocor merasa
hidupnya tidak berarti dan sangat tertekan dengan perasaan itu.
Suatu
sore ia berkata pada benyamin, “Maafkan saya yang tidak berarti ini, dan tidak
bisa bekerja sebaik ember yang satu ini”.
Hati
Benyamin merasa terharu dan berkata, “Besok saya akan menunjukan kepadamu sesuatu
yang indah di sepanjang jalan yang kita lalui setiap kali mengangkut air.”
Keesokan
harinya, saat mereka mulai melewati jalan setapak, ember bocor mulai
memperhatikan sisi jalan yang mereka lewati. Ada bunga-bunga indah
berwarna-warni sehingga ember bocor sedikit terhibur melihat pemandangan itu.
Namun ia kembali sedih melihat airnya yang tidak pernah penuh seperti ember
yang tidak bocor.
Maka
Benyamin menghiburnya, “Tidakkah kamu lihat betapa indahnya bunga-bunga di
sepanjang jalan sisi kamu tadi? Perhatikanlah bahwa bunga-bunga itu hanya
tumbuh di sisi jalan yang kamu lewati sedangkan di sisi jalan yang di lewati
ember yang tidak bocor itu tidak terdapat satu bunga pun.
Saya
tahu bahwa kamu memiliki kekurangan, bagian bawahmu sedikit bocor , tetapi saya
memanfaatkan semua kekuranganmu itu untuk menyirami bunga-bunga tersebut tanpa
engkau sadari. Selama ini bunga-bunga yang indah di meja makan majikan kita
adalah hasil dari bunga-bunga yang engkau sirami setiap hari.”
HIKMAH :
Tidak seorangpun sempurna. Semua
memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun Tuhan sanggup menggunakan kekurangan
dan kelemahan kita menjadi berkat bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar